Taqiyyah Dalam Agama Syi’ah
Teks Lengkap Surat Al
Wilayah
Pada buku aslinya, di halaman ini dimuat
(Surat Al Wilayah) yang berhasil diperoleh dengan kamera dari salah satu Mushaf
Iran, dan pada setiap kata terdapat terjemahannya dalam bahasa
Persia:
يأيها الذين آمنوا آمنوا بالنبي وبالولي الذين بعثناهما
يهديانكم إلى صراط مستقيم # نبي وولي بعضهما من بعض وأنا العليم الخبير # إن
الذين يوفون بعهد الله لهم جنات النعيم # والذين إذا تليت عليهم آياتنا كانوا
بآياتنا مكذبين # إن لهم في جهنم مقاما عظيما إذا نودي
لهم يوم القيامة أين الظالمون المكذبون للمرسلين # ما
خالفهم
المرسلين إلا بالحق وما كان الله ليظهرهم إلى أجل قريب وسبح بحمد ربك
وعلي من الشاهدين#
“Seorang Nabi
dan wali sebagian mereka dan sebagian lainnya adalah sama, sedangkan Aku adalah
Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang
memenuhi janji Allah, mereka akan mendapatkan surga yang penuh dengan
kenikmatan. Sedangkan orang-orang yang bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat
Kami, mereka mendustakan ayat-ayat Kami, sesungguhnya mereka akan mendapatkan
kedudukan yang besar dalam neraka Jahanam. Bila diseru kepada mereka: Manakah
orang-orang yang berbuat lalim lagi mendustakan para rasul: apa yang menjadikan
mereka menyelisihi para rasul?? melainkan dengan kebenaran, dan tidaklah Allah akan
menampakkan mereka hingga waktu yang dekat. Dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu, sedangkan Ali termasuk para saksi.”
Al Quran yang mereka
yakini, dan yang mereka rahasiakan di kalangan mereka, dan tidak dipublikasikan,
dalam rangka menerapkan ideologi At Taqiyyah, seandainya seluruh ulama-ulama
besar Syi’ah tidak meyakini bahwa Al Quran telah di selewengkan, mustahil mereka
menyifati penulis buku yang memuat dua ribu hadits yang membuktikan
penyelewengan Al Quran dengan berbagai sifat yang terpuji, misalnya ucapan
mereka: semoga Allah menyucikan ruhnya, atau dia adalah imam para ahli hadits,
Seandainya mereka meyakini selain ini, niscaya mereka akan ramai-ramai
membantahnya, atau menentangnya, atau memvonisnya sebagai ahli bid’ah atau orang
kafir karena masih adakah keislaman bagi orang yang mengatakan bahwa Al Quran
telah mengalami penyelewengan?! Upaya perbandingan antara Al Quran tersebut
dengan Al Quran yang telah diketahui oleh setiap orang dan menyebar luas dan
yang termaktub pada Al Mushaf Al Utsmani, adalah alasan yang mendorong
Husain bin Muhammad Taqi An Nury At Thobarsy untuk menuliskan bukunya yang
berjudul: “Fashlul Khithab Fi Itsbati Tahrifi Kitab Rabbil Arbaab.”
[1]
Apapun
perihalnya, bukan hanya An Nury At Thobarsy pemuka para imam ahli hadits dan
rijal (biografi ulama’) seorang yang menyatakan bahwa Al Quran telah
diselewengkan, didapatkan ada imam-imam (Syi’ah) terkemuka lainnya yang sekelas
dengannya menyatakan hal yang sama, misalnya Al Kulainy, penulis buku Al
Kafi dan Ar Raudhah, Al Kummi penulis buku tafsir yang disebut oleh
An Najasyi dalam buku Rijalun Najasy pada hal: 183: “Ia memiliki
kredibilitas tinggi (tsiqah) dalam hal hadits dan kuat hafalannya, dapat
dipercaya dan benar mazhabnya”, dan juga Syaikh Mufid yang dinyatakan oleh
An Najasyi dalam Rijalun Najasy hal: 284: “Keahliannya dalam hal ilmu fikih,
riwayat, kredibilitas (tsiqah) dan ilmu secara umum telah diketahui oleh setiap
orang”, dan ia juga dipuji oleh sayyid Muhsin Al Amin dalam bukunya
“A’ayanus Syi’ah” jilid 1/237, dan juga Al Kasyy, Al Ardubily, dan juga
Al Majlisy.
Seandainya seluruh tokoh terkemuka kaum Syi’ah tidak meyakini terjadinya
penyelewengan pada Al Quran, mustahil mereka memuji orang yang telah menuliskan
sebuah buku yang menyebutkan dua ribu hadits yang membuktikan penyelewengan Al
Quran dengan berbagai pujian ini, misalnya mereka menyebutnya dengan: Semoga
Allah menyucikan jiwanya, atau dia adalah imam para ahli hadits. Seandainya
mereka meyakini kebalikannya, niscaya mereka membantahnya, atau mencelanya, atau
memvonisnya sebagai ahli bid’ah atau mengafirkannya… karena apakah yang masih
tersisa setelah seseorang meyakini bahwa Al Quran telah
diselewengkan?
Walaupun
kaum Syi’ah berusaha untuk mengesankan bahwa mereka berlepas diri dari buku
An Nuri At Thobarsy dalam rangka menerapkan ideologi At Taqiyyah, akan
tetapi buku tersebut memuat beratus-ratus nukilan dari ulama’ mereka yang
terdapat pada buku-buku mereka yang terpercaya. Suatu hal yang membuktikan
dengan pasti bahwa mereka meyakini dan beriman dengan adanya penyelewengan.
Hanya saja mereka tidak menginginkan terjadinya kontroversi seputar keyakinan
mereka tentang Al Quran.
Dengan
demikian, ada dua Al Quran: yang pertama Al Quran yang telah menyebar luas dan
diketahui oleh setiap orang, dan yang kedua: Al Quran khusus yang tersembunyi,
yang di antara isinya ialah surat Al Wilayah. Dan dalam hal ini mereka
mengamalkan pesan yang mereka rekayasa atas nama salah seorang imam mereka,
yaitu Ali bin Musa Ar Ridha: “Bacalah sebagaimana yang
pernah kalian pelajari, karena suatu saat nanti akan datang orang yang mengajari
kalian!!”
Di
antara ayat yang menurut kaum Syi’ah telah dihapuskan dari Al Quran ialah
ayat:
وجعلنا عليا صهرك
“Dan
Kami jadikan Ali sebagai menantumu.”
Mereka
beranggapan bahwa ayat ini telah dihapuskan dari surat أَلَمْ
نَشْرَحْ Mereka tidak merasa
malu dengan anggapan ini! Padahal mereka mengetahui bahwa surat أَلَمْ
نَشْرَحْ
adalah surat Makkiyyah (Surat Makkiyyah ialah surat yang diturunkan semasa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam masih berada di kota Makkah dan sebelum
berhijrah ke kota Madinah) sedangkan yang menjadi menantu Beliau Shallallahu
‘alaihi wa Salam kala itu ialah Al ‘Ash bin Al Rabi’ Al Umawi, ia pernah
dipuji oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari atas mimbar
masjid Nabawi As Syarif, tatkala sahabat Ali radhiallahu ‘anhu berencana
menikahi anak wanita Abu Jahl sebagai madu bagi istrinya Fatimah radhiallahu
‘anha. Oleh sebab itulah Fatimah mengadukan suaminya Ali bin Abi Tholib
kepada ayahnya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam .
(Pujian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Salam kepada menantunya Al ‘Ash bin Al Rabi’ Al Umawi ini diriwayatkan oleh
Imam Bukhary dan Muslim. -pent)
Dan bila
sahabat Ali adalah menantu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam karena
menikahi salah seorang putri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam, maka
Allah ta’ala telah menjadikan sahabat Utsman bin Affan juga sebagai menantu
Beliau karena telah menikahi dua putrinya, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Salam bersabda kepadanya ketika istri keduanya (Ummu Kultsum) meninggal
dunia:
لو كانت لنا ثالثة
لزوجناكها
“Seandainya aku memiliki anak wanita ketiga, niscaya akan aku nikahkan
engkau dengannya.” (Kisah ini disebutkan
oleh Ibnu Atsir dalam kitabnya Usudul Ghobah 1/749 & 1458 -pent).
[1] Salah seorang ulama’ terkemuka
Syi’ah Agha Buzurk At Thohrany, penulis ensiklopedia Syi’ah yang telah masyhur
“Az Dzari’ah Ila Tashonif As Syi’ah” menuturkan dalam bukunya:
“Thobaqaat A’alaam As Syi’ah”, bagian kedua dari juz pertama, yang lebih
dikenal dengan judul: “Nuqaba’ Al Basyar Fi Al Qarni Ar Rabi’ ‘Asyar”,
pada hal: 544, cetakan Pustaka Al Ilmiah Najef 1375 H-1956 M, ia berkomentar
tentang An Nury At Thobarsy: “Ia adalah pemuka para imam
ahli hadits dan rijal (biografi ulama’) pada generasi terakhir, dan termasuk
ulama’ terkemuka Syi’ah, dan tokoh Islam terkemuka pada abad
ini.”
No comments:
Post a Comment